Ketika menemui bayangan saya dalam pantulan cermin, saya sering merasakan seolah-olah melihat sebuah dimensi yang asing. Lalu saya akan bertanya pada diri saya sendiri; Apakah benar itu saya?, Siapakah sebenarnya saya? Dialog-dialog semacam itu sering menjadi renungan ketika saya berhadapan dengan bayangan saya sendiri. Dialog yang mempertanyakan sebuah diri, pada sebuah identitas, yaitu saya.
Momen itulah yang saya abadikan. Dengan mengabadikan momen-momen ‘berdialog’ tersebut, saya akan bisa mengingat apa, kapan dan di mana saya berpikir tentang diri saya sendiri. Apa yang saya dapatkan adalah pemahaman tentang refleksi. Pertama, refleksi dalam pemahaman sebuah pantulan bayangan yang menghasilkan citra visual diri saya, dan kedua, refleksi yang juga berarti pemikiran tentang masa lalu, flashback, sebuah visi yang jauh lebih dalam dimana saya berpikir tentang hal-hal yang personal, tentang jati diri, tentang permasalahan-permasalahan saya.
Self-portraits dari cermin ke cermin yang saya hasilkan ini pada awalnya adalah sebuah kebiasaan yang tidak saya sengaja. Ketika saya sedang berpose, beraktivitas, atau hanya lewat di depan cermin, spontan saja saya keluarkan kamera dari tas dan mengabadikan momen tersebut. Setelah saya sadari, ternyata kebiasaan ini berulang-ulang dan menjadi berarti bagi saya. Foto-foto ini adalah bagian dari perjalanan saya memahami diri saya sendiri.
malang, 2005 malang, 2005 malang, 2005 malang, 2006
1 comments:
Kadang melalui cermin kita akan sangat menyadari bahwa kita sangat jauh dari sempurna... begitu banyak cacat diri kita yg kita lihat, dan ada keinginan yg timbul untuk memperbaikinya... baik itu fisik, sifat, pemikiran...
sebuah tulisan yg bagus Wo...
Post a Comment